Hu Yang, 8 tahun, terlihat serius di bangkunya. Matanya menatap tajam ke papan tulis di mana sang guru tengah menerangkan pelajaran berhitung. Yang tak ubahnya seperti murid sekolah dasar lainnya. Yang berbeda, Yang hanya sendirian.
Yang menjadi satu-satunya murid di sekolah dasar di Kecamatan Xianyou, Provinsi Fujian, sebelah tenggara Cina. Gedung sekolah tiga lantai yang dibangun pada 2005 itu memiliki 24 kelas. Hebatnya, meski muridnya cuma Yang, sekolah ini punya dua guru.
Dua tahun lalu, sekolah ini punya 80 murid namun turun menjadi 17 pada tahun lalu. Kini hanya tinggal Yang, duduk di satu-satunya kursi dan meja di tengah ruangan kosong.
“Meski hanya ada satu murid, kami akan tetap menjalankan kurikulum yang ada. Lagi pula Yang murid yang pintar,” kata salah seorang guru, Zheng Zhixiong.
Ia mengatakan sebagian besar murid terpaksa pindah karena mengikuti orang tuanya bekerja ke kota lain. “Kami akan berusaha membuat Yang tetap merasa seperti sekolah pada umumnya,” kata Zheng. \
Hu Yang is an ordinary eight year old schoolboy who attends school everyday. However, in the Fujian Province of China in which he lives, the other children who used to attend school with him have either quit school or left with their parents in search of work in the cities. Now, Hu is the last remaining pupil of the original 80 pupils who attended the school and receives tutelage, alone, from two teachers each day.
sumber | iniunic.blogspot.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar